10:45:00 PM

Perangi Obesitas di Lingkungan Kerja


Foto: Corbis
OBESITAS atau kegemukan kini menjadi masalah di kota besar. Salah satu yang rentan terkena obesitas adalah karyawan kantoran lantaran minim melakukan gerak tubuh.

Faktor yang paling memengaruhi obesitas terjadi karena seorang karyawan kurang berolahraga dan memiliki kegemaran mengonsumsi makanan cepat saji, di antaranya burger. Memang jika dilihat dari nilai gizinya, kandungan lemak pada burger cukup tinggi, sekitar 17 persen.

Konsumsi lemak yang berlebih sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan obesitas dan aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah). Selanjutnya bisa menjadi aterosklerosis yang bisa menyebabkan penyakit jantung koroner dan stroke.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka obesitas di negara yang memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji sangat tinggi. Angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Untuk memerangi obesitas atau kegemukan pada karyawan yang bekerja di kantor, PT Roche Indonesia berinisiatif untuk memerangi kegemukan dan obesitas di kalangan karyawan dengan menggelar Promosi Kesehatan dan Program-Program Pencegahan Penyakit beberapa waktu lalu.

Bahkan, program promosi kesehatan di tempat kerja tersebut dianggap bisa memberikan keuntungan lebih dari sekadar manfaat ekonomi bagi perusahaan.

"Peningkatan produktivitas karyawan adalah salah satu keuntungan pelaksanaan promosi kesehatan di tempat kerja. Dalam skala yang lebih luas, program ini juga merupakan komitmen perusahaan untuk kesehatan karyawan dan pada saat bersamaan meningkatkan reputasi perusahaan," kata Head of Human Resources PT Roche Indonesia Ida Sumarsono.

Topik tentang promosi kesehatan di lingkungan kerja ini disampaikan dalam seminar untuk media beberapa waktu lalu. Saat itu, PT Roche sebagai perusahaan menunjukkan kepeduliannya terhadap obesitas di kalangan karyawan. Kepedulian terhadap obesitas di kalangan perusahaan itu dinamakan dengan RISTY (Roche Against Obesity Amongst Employees).

"RISTY adalah salah satu program promosi kesehatan di tempat kerja yang bertujuan membantu karyawan dengan problem berat badan untuk mengelola penurunan berat badan agar menjadi lebih sehat. Selain itu meningkatkan produktivitas karyawan dengan pengurangan risiko morbiditas di antara karyawan yang kelebihan berat badan atau kegemukan," kata Ida.

Bahkan, sebuah studi lengkap tentang manfaat ekonomi dari promosi kesehatan di tempat kerja yang dilakukan beberapa tahun lalu menyimpulkan, promosi kesehatan di tempat kerja menghasilkan 20-30 persen pengurangan biaya kesehatan dan absensi selama periode rata-rata tiga sampai enam tahun. Secara umum, studi tersebut memperlihatkan pengurangan cuti sakit, biaya pelayanan kesehatan.

Program RISTY sendiri diawali dengan seleksi karyawan berdasarkan indeks massa tubuh, kadar gula darah, dan kadar kolesterol. Edukasi tentang masalah kelebihan berat badan dan obesitas, serta bahayanya juga diberikan agar mereka memahami obesitas dan memotivasi karyawan agar melaksanakan dengan sungguh-sungguh program yang dirancang khusus untuk mereka.

Sebagai langkah awal, telah dirancang program penurunan berat badan yang menyeluruh. Peserta mendapat dukungan dari Tim Xenicare yang telah berhasil membantu ribuan orang mengurangi berat badan dan mempertahankan berat idealnya.

Tim Xenicare membantu peserta dengan merancang diet sehat dan aktivitas fisik yang disesuaikan untuk tiap-tiap peserta, memberikan konsultasi untuk menerapkan hidup sehat, dan mengonsumsi Orlistat untuk mengurangi berat badan dengan cara yang aman dan efektif.

"Program promosi kesehatan di tempat kerja terbukti efektif untuk meningkatkan kualitas kesehatan, terutama terkait dengan penurunan risiko terjadinya berbagai penyakit," kata Dr Samuel Utoro SpGK, pembicara dalam acara tersebut. (sindo//jri)

Sumber : okezone.com

0 comments: